Rabu, 05 Maret 2008

Kontribusi

Semakin dia disanjung, semakin dia memberikan kontribusi besar pada dunia, pada lingkungan, pada masyarkat sekitar, pada keluarganya, pada dirinya. Kontribusi yang dia bangun, tidak hanya kontribusi positif melainkan juga kontribusi negatif. Namun apalah artinya memberikan kontribusi negatif, karena hal tersebut akan merendahkan kita di mata orang lain. Lihatlah orang-orang yang namanya harum semerbak, selalu dikenang sebagai pahlawan bagi orang lain dan dijadikan contoh bagi kehidupan, cerita-cerita mereka diabadikan dalam sebuah tulisan, drama, puisi, film, bahkan cerita legenda. Indah sekali rasanya bila diaggap sebagai pahlawan, apalagi ketika kita masih hidup sudah dianggap pahlawan oleh orang banyak. Pencarian sosok pahlawan atau panutan seringkali kita lakukan sebagai manusia untuk mencari kira-kira laku lampah mana yang baik yang dapat dijadikan acuan kita dalam berlaku. Saking getolnya kita mencari sosok itu, hingga lupa kepada diri sendiri. Padalah banyak suara bijak berbisik bahwa setiap manusia mempunyai kelebihan yang tak bertepi, unlimited. Sehingga kita sebagai manusia dapatlah menjadi pahlawan. Minimal pahlawan bagi dirinya. Negara kita saja memperdebatkan siapa-siapa yang berhak menyandang gelar tersebut, ah, ngapain mikirin hal itu, yang pasti saya hanya merasa ada satu syarat yang musti dilakukan agar kita layak diberikan gelar pahlawan, yaitu memberikan manfaat bagi orang lain. Dengan melakukan hal tersebut selayaknya kita dapat menjadi pahlawan. Sangat mudah. Bahkan sebuah bintang kecil pun bersinar dalam kegelapan (Pepatah Finlandia)

Tidak ada komentar: