Selasa, 19 Agustus 2008

OBOR

Sekitar 15 tahun lalu, diri inilah yang ditonton, berbaris, meneriakkan yel-yel yang membangun serta menghibur bagi siapa saja yang menonoton dan yang dilewati. Setiap yang terlewati terpaku, tersenyum bahkan ada meneriakkan kembali apa yang kami teriakan. Inilah kegiatan malam menjelang 17 Agustus. Saat ini, tanpa terasa, setelah begitu lama tidak datang ke tempat kelahiran, di malam 17 Agusutus, sayalah yang menonton, melihat mereka berbaris, meneriakan yel, serta bergaya sambil membawa sesuatu yang berharga, OBOR SEMANGAT. Sama seperti saya, bagi kebanyakan orang pun, sepertinya malam itu merupakan suatu hiburan belaka, melihat pawai obor berjejer memanjang bak aliran lava tanpa henti. Namun setelah beberapa waktu ketika pawai masih sedang berjalan, saya mulai beralih melihatnya dari segi lain. Melihat yang ditonton oleh penonton. Melihat apa yang sebelumnya saya tidak pernah lihat dan pikirkan. Entah siapa penggagas kegiatan seperti ini, pastilah ia atau mereka menginginkan sesuatu persembahan yang berharga bagi 17 Agustus serta yang berjuang untuknya. OBOR SEMANGAT, mungkin itulah yang mereka harap dari kegiatan ini, untuk terus memperjuangkan apa yang selayaknya diperjuangkan bagi bangsa ini. Semangat yang tidak padam di tengah jalan, semangat yang terus menyala, mengibarkan apa yang selalu di cita-citakan oleh Negara ini. Semangat untuk terus menghalau pesimis yang selalu didengungkan media akan bangsa ini. Semangat menghancurkan keletihan jiwa raga yang kadang mengendap dalam diri. Begitulah ia, OBOR SEMANGAT yang ingin dikobarkan dan selalu dikobarkan setiap tahun menjelang 17 Agustus, mereka faham, perlunya manusia selalu diingatkan. Dan dari diri inilah semangat dimunculkan. Mudah-mudahan dengan dimulai dari diri ini, kita dapat memberikan kontribusi bagi Negara walau hanya sedikit. Walau hanya sedikit. Dirgahayu bangsaku, dirgahayulah ibu pertiwi. 63.

Tidak ada komentar: